VIVAnews – Rachel Maryam, artis yang terpilih menjadi calon legislator dari Partai Gerindra, siap jika harus kehilangan kursi karena dampak penerapan putusan MA tentang peraturan KPU mengenai tata cara pembagian kursi DPR hasil Pemilu Legislatif 2009.
“Ketika saya maju jadi calon legislator, saya sudah siap dengan apapun resikonya, termasuk ketika harus kalah,” kata Rachel, Kamis 30 Juli 2009.
Tapi ada beberapa hal yang membuat dia prihatin. Yaitu, katanya, bagaimana mungkin aturan main tentang penghitungan suara hasil Pemilu dapat ditafsirkan dari berbagai sudut pandang oleh Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.
“Ini kan bahaya sekali untuk hal yang krusial ini,” katanya.
Longgarnya penafsiran terhadap satu aturan main Pemilu, bagi Rachel telah menjelaskan bahwa para penyelenggara pemilihan ini sebenarnya belum matang.
“Bagaimana kok bisa begitu. Apa mereka tidak bisa duduk bareng dan mengurai UU dengan baik sehingga dapatkan interpretasi yang sama,” kata Rachel.
Rachel juga bilang kasus ini sangat tidak masuk akal. Kalau diterapkan dampaknya sangat luar biasa, utamanya kepada DPP Partai Hanura dan keabsahan pencalonan Prabowo Subianto menjadi wakil presiden.
“Kalau diterapkan, kami tidak lolos parliamentary threshold dong. Terus bagaimana syarat maju pencalonan di Pilpres kemarin. Gugur dong,” kata dia.
Itu sebabnya Rachel merasa gundah gulana belakangan ini.
"Dalam hidup ini kalau mati hanya sekali, tapi kalau dalam politik bisa berkali-kali," kata dia.
Dia menjelaskan bahwa tidak akan putus asa kalau kalah tahun ini, karena lima tahun lagi, peluang untuk menang tetap terbuka lebar.
Rachel berasal dari daerah pemilihan Jawa Barat 2 yang meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dia lolos ke Senayan setelah mendapat 130 ribu suara.
Sekarang ini, dia akan ikut apapun kebijakan partai untuk memperkarakan putusan MA itu.
Di Pemilihan Legislatif kemarin, Partai Gerindra meraih 26 kursi di Parlemen, Senayan. Partai ini terancam kehilangan 10 kursi jika KPU tetap mengikuti putusan MA itu.