Sumber :
- ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan
VIVAnews -
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali ingin sekali partainya berkoalisi dengan Gerindra. Meskipun dia sadar, untuk berkoalisi dengan partai lain harus ada keputusan dari partai.
"Kepada Gerindra. Tapi ini bukan sikap resmi partai, insting politik saya mengarahkan pada Gerindra," kata Suryadharma di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 17 April 2014.
"Kepada Gerindra. Tapi ini bukan sikap resmi partai, insting politik saya mengarahkan pada Gerindra," kata Suryadharma di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 17 April 2014.
Dia punya alasan ingin berkoalisi dengan Gerindra. Di partai berlambang kepala burung garuda itu ada sosok Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo adalah sosok yang pantas untuk menjadi presiden periode 2014-2019.
"Memiliki kepribadian kuat, nasionalisme tak diragukan, kemampuan yang menurut saya juga bisa diandalkan karena dia pernah menjadi Danjen Kopassus, Panglima Kostrad, pernah juga punya pengalaman tempur. Sosok ini adalah kepribadian kuat," Suryadharma memuji.
Meski ada tawaran untuk membuat koalisi partai Islam, tapi dia juga ingin berkoalisi dengan partai nasionalis lainnya, terutama Gerindra. "Misalnya partai Islam, Gerindra, Demokrat, Golkar, kan bagus," kata dia.
Keberpihakan Suryadharma ke Gerindra ini yang yang memicu isu perpecahan di tubuh partai berlambang kabah itu. Berawal saat Suryadharma menghadiri kampanye umum Partai Gerindra.
Akibatnya, sebanyak 29 DPW PPP menggelar konsolidasi di Sentul, Bogor, 13 April 2014. Mereka meminta DPP membahas sanksi terhadap Suryadharma, mulai dari yang paling ringan berupa peringatan keras, sampai terberat berupa pemecatan. Jika Suryadharma terbukti melakukan pelanggaran, DPW minta hal itu tidak dibiarkan.
Namun, belum melengserkan sang ketua umum, Wakil Ketua Umum Suharso Monoarfa dan 4 Ketua DPW langsung dipecat oleh Suryadharma. [Baca ]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia punya alasan ingin berkoalisi dengan Gerindra. Di partai berlambang kepala burung garuda itu ada sosok Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo adalah sosok yang pantas untuk menjadi presiden periode 2014-2019.