Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa enggan menggunakan lagi istilah poros tengah untuk menyebut kumpulan partai tengah yang berkoalisi. Sebab, kata dia, pada tahun 1999 presiden masih dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Poros tengah itu istilah yang digunakan di masa lalu, kondisinya sangat berbeda sudah tidak relevan lagi," kata Hatta di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 16 April 2014.
"Poros tengah itu istilah yang digunakan di masa lalu, kondisinya sangat berbeda sudah tidak relevan lagi," kata Hatta di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 16 April 2014.
Baca Juga :
Maliq & D’Essentials hingga Dewa 19 Hibur Ribuan Penonton di Soul Intimate Concert 2.0
Namun, kata Hatta, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan partai-partai tengah itu lagi meskipun dengan nama yang berbeda.
"Bekerjasama bisa saja tetapi istilahnya jangan poros tengah, poros pinggir, poros depan, poros belakang, semuanya poros," ujarnya.
Hatta juga menyadari jika partai-partai tengah itu kembali berkoalisi maka bisa membentuk kekuatan baru. Bahkan jika digabungkan, suara partai-partai tengah itu bisa mencapai 30 persen. Namun, Hatta belum menutup kesempatan untuk berkomunikasi dengan partai-partai lain.
"Biarkan saja partai-partai melakukan pendekatan koalisi jangan terkotak-kotak yang membuat kita tersekat-sekat, untuk membuat bangsa itu bersama-sama," katanya. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, kata Hatta, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan partai-partai tengah itu lagi meskipun dengan nama yang berbeda.