Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Jaringan Suara Indonesia (JSI) melansir hasil survei yang dilakukan pada 24 hingga 30 Maret 2014. Survei ini meneliti partai terkorup berdasarkan persepsi masyarakat. Survei memfokuskan pada sembilan partai yang saat ini ada di parlemen.
"Nasdem, PKPI dan PBB tidak kita masukan, ketiganya tidak ada di DPR RI," kata Direktur Eksekutif JSI, Widdi Aswindi dalam konfrensi persnya, di Jakarta, Minggu 6 April 2014.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Viral Obrolan Lawas Billy Syahputra dengan Chandrika Chika, Ibunya Singgung Soal Narkoba
"Nasdem, PKPI dan PBB tidak kita masukan, ketiganya tidak ada di DPR RI," kata Direktur Eksekutif JSI, Widdi Aswindi dalam konfrensi persnya, di Jakarta, Minggu 6 April 2014.
Dari survei sembilan partai terkorup ini Demokrat ada di urutan pertama dengan 72,2 persen, diikuti PKS dengan 51,1 persen, Golkar 42,6 persen, PDIP 25,2 persen, PKB 15,4 persen, PAN 14,3 persen, PPP 12,9 persen, Hanura 7,6 persen, dan Gerindra 7,2 persen.
"Kader partai yang terlibat kasus korupsi sangat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap partai, masyarakat sangat terpengaruh isu ini," ujarnya.
Banyak partai berupaya mengubah pencitraan ini dengan melalui iklan di media massa. Namun pada kenyataanya ini tidak berpengaruh pada masyarakat terutama pada Demokrat.
"Sepertinya Pak SBY salah memposisikan diri dalam iklan. Iklan yang dibuat Demokrat tidak mempengaruhi persepsi masyarakat secara langsung," ujarnya.
Survei ini dilaksanakan 24-30 Maret 2014 terhadap 1200 responden di seluruh Indonesia. Dengan metode multistage random sampling dan margin error kurang lebih 2,9 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen. Sebanyak 20 persen sampel random dilakukan wawancara secara langsung. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dari survei sembilan partai terkorup ini Demokrat ada di urutan pertama dengan 72,2 persen, diikuti PKS dengan 51,1 persen, Golkar 42,6 persen, PDIP 25,2 persen, PKB 15,4 persen, PAN 14,3 persen, PPP 12,9 persen, Hanura 7,6 persen, dan Gerindra 7,2 persen.
