Kekuatan Partai Islam Sudah Jadi Kisah Usang?

Pembekalan caleg PPP
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVAnews
Organisasi Liga Muslim Dunia Ucapkan Selamat ke Prabowo: Semoga RI Makin Maju
– Partai Persatuan Pembangunan yang sempat menghidupkan kembali wacana pembentukan Poros Tengah untuk menghadapi Pemilihan Presiden 2014, kini justru pesimistis terhadap gagasan tersebut. Mereka tak yakin kejayaan Poros Tengah pada tahun 1999 bakal terulang.

Pengakuan Erick Thohir dan PSSI soal Kinerja Shin Tae-yong

Poros Tengah merupakan gabungan partai-partai berbasis massa Islam yang muncul paska Pemilu Legislatif 1999. Ketika itu, Poros Tengah yang digagas pendiri Partai Amanat Nasional Amien Rais berhasil menggolkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden, mengalahkan Megawati Soekarnoputri yang merupakan capres dari partai pemenang pemilu, PDIP. Poros Tengah juga sukses mengantarkan Amien Rais ke kursi Ketua MPR.
Medco Energi Resmi Divestasi Seluruh Sahamnya di Ophir Vietnam Block 12W B.V


Namun era keemasan partai-partai Islam itu telah berlalu. “Sejak dulu partai Islam tak pernah bersatu. Selama masing-masing mengedepankan kepentingannya, jangan harap partai-partai Islam bisa bersatu,” kata Wakil Ketua Umum PPP Hasrul Azwar di Jakarta, Selasa 4 Februari 2014.


Padahal tiga bulan lalu, November 2013, PPP masih berharap koalisi antarpartai Islam dapat terwujud. Wakil Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi yakin kekuatan besar akan muncul jika partai-partai Islam bersatu. “Jika dihadapkan dengan PDIP, Golkar, atau Demokrat, kekuatan poros alternatif ini akan strategis,” kata dia. Partai-partai yang diharapkan bersatu adalah PPP, PAN, PKB, PBB, dan PKS.


Namun belum lama dimunculkan, wacana itu langsung mentah karena mendapat penolakan dari partai-partai berbasis massa Islam. PKB tegas menolak ajakan bergabung dengan Poros Tengah. “PKB bukan partai Islam. Kami nasionalis religius. PKB bukan dibentuk untuk umat Islam saja,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Marwan Ja’far.


PAN menyatakan penolakan serupa. “Jangan terjebak pada istilah partai Islam, non-Islam, atau nasional. Komunikasi politik harus dikembangkan ke segala arah,” kata Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN Viva Yoga Mauladi bahkan mengumumkan “PAN bukan partai Islam.”


Tak bakal terwujud


Belum lama ini, Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris mengatakan, Poros Tengah tak akan terwujud pada Pemilu 2014. Hambatan utamanya, partai-partai Islam tak punya tokoh menonjol untuk dimunculkan sebagai capres.


Apalagi mayoritas partai-partai Islam itu telah menyatakan akan mengusung pemimpin partai mereka masing-masing sebagai capres. PAN masih berkukuh memajukan Amien Rais, PPP mengisyaratkan mengusung Suryadharma Ali, PKS mengumumkan tiga bakal capres mereka yang seluruhnya berasal dari internal partai (Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Ahmad Heryawan), dan PKB pun sudah punya tiga kandidat capres sendiri (Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan Rhoma Irama).


Dengan banyaknya bakal capres dari partai-partai Islam itu, jelas kekuatan mereka tercerai-berai. Apabila muncul satu nama dari sekian kandidat capres itu yang dianggap paling pantas maju sebagai capres, persoalan pun belum usai. “Pertanyaannya, apakah pemimpin partai Islam lain bisa mendukungnya dengan legowo?” kata Syamsuddin.


Masalah berikutnya terletak pada basis dukungan yang tak cukup kuat. Walaupun secara sosiologis jumlah umat Islam di Indonesia besar, tapi secara politik partai Islam adalah minoritas sejak tahun 1955. Pada Pemilu 1999, 2004, dan 2009, segmen pemilih parpol Islam pun tak lebih dari 30 persen. “Jadi, koalisi parpol Islam tak bakal signifikan bersaing dalam pilpres,” ujar Syamsuddin. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya