DPR: Soal Penyadapan, Masyarakat Jangan Emosional

Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Hanura)
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu
VIVAnews - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai tindakan pemerintah memanggil perwakilan negara yang diisukan dan diberitakan melakukan kegiatan intelijen penyadapan adalah sudah tepat. Tindakan itu dilakukan untuk mengingatkan bahwa mereka tidak boleh melakukan pelanggaran teritorial dan kedaulatan suatu negara.
Viral! Warung Kelontong di Spanyol Mirip di Indonesia, Netizen: Ini Mah Warung Madura

"Tapi hendaknya masyarakat juga jangan emosional tanpa kita dapat membuktikan secara material atau faktual kegiatan penyadapan tersebut," kata Politikus Hanura yang biasa disapa Nuning itu kepada VIVAnews.
7 Manfaat Luar Biasa Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Kulit

Menurutnya, pemerintah sebaiknya melengkapi perangkat anti sadap agar kita tak mudah menjadi obyek penyadapan. Untuk kerja yang maksimal, kata dia, tentu pembangunan SDM pegiat intelijen dalam menjalankan operasi intelnya harus ditingkatkan.
Ria Ricis Bahas Soal Tidur Bertiga Anak, Netizen: Nifas Masa Iya Mau Pacaran Mulu

"Agen asing tentu selama negara terkait ada kepentingan dengan kita ya pasti menaruh agen-agennya baik secara cell terputus maupun agent handlernya," ujar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjajaran itu.

Agen asing tersebut berada di suatu negara, menurutnya tergantung sebesar apa masalah yang mau dikumpulkan. "Soal kasus-kasus intel tentu sepanjang negara ini ada, pasti ada saja hal itu hanya saja ada yang muncul ke permukaan ada yang tidak."

Isu penyadapan merebak setelah Sydney Morning Herald (SMH) pekan lalu menurunkan berita soal penyadapan Australia dan Amerika Serikat terhadap Indonesia berdasarkan keterangan dari mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden yang kini mendapat suaka dari Rusia setelah menjadi buron AS.

SMH menyebut ada pos penyadapan di dalam gedung Kedutaan AS dan Australia di Jakarta. Sementara harian Inggris The Guardian menulis bahwa Badan Intelijen Australia sudah menyadap Indonesia sejak tahun 2007 ketika RI menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB di Nusa Dua, Bali. Namun aksi penyadapan itu dianggap gagal meski sudah menghabiskan biaya dan waktu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya