Akbar Tandjung: Golkar Harus Siap Jika JK Jadi Capres PKB

Jusuf Kalla, Irman Gusman, Surya Paloh dan Aburizal Bakrie
Sumber :
  • Antara/ Saptono
VIVAnews
Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans
– Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung meminta partainya bersiap melakukan konsolidasi jika Jusuf Kalla benar-benar menjadi calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jusuf Kalla yang merupakan mantan Ketua Umum Golkar sekaligus mantan Wakil Presiden RI, selama ini dianggap sebagai salah satu tokoh senior yang menjadi pilar Partai Golkar.

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

“Golkar harus mempersiapkan berbagai kemungkinan ke depannya. Golkar harus tingkatkan konsolidasi dan kaderisasi partai,” kata Akbar di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis 31 Oktober 2013.
Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah


Apabila Jusuf Kalla sungguh bersedia menjadi capres PKB, Akbar berpendapat Golkar tak bisa menghindari eksesnya karena JK punya pendukung signifikan di internal partai. Warga di tempat asal JK di Sulawesi misalnya, diprediksi Akbar akan memberikan suaranya pada Jusuf Kalla.


“Orang-orang Golkar tentu kami anjurkan memilih Pak Aburizal. Tapi pemilu kan tergantung pilihan masyarakat,” ujar mantan Ketua Umum Golkar periode 1998-2004 itu.


Akbar meminta JK untuk berpamitan kepada tokoh-tokoh partai beringin jika nantinya jadi maju capres dari PKB. “Pak JK sebagai mantan Ketum Partai Golkar, ada baiknya bicara atau bertanya kepada Partai Golkar, atau minta pertimbangan dari senior Golkar,” ujar dia.


Apapun, kata Akbar, keputusan tetap ada di tangan Jusuf Kalla. JK sendiri sebelumnya merasa senang dengan niat PKB mengusungnya. Ia bahkan siap untuk dicalonkan menjadi presiden asal syarat-syarat yang diperlukan dalam pencapresan dipenuhi PKB, misalnya lolos ambang parlemen 20 persen.


JK pun merasa tak perlu minta izin ke Partai Golkar untuk maju capres karena dia bukan lagi pengurus aktif di partai beringin itu. “Saya kan di luar struktur Golkar. Semua orang punya hak politik, berhak dipilih dan memilih. Itu hak asasi manusia,” kata Ketua Umum PMI itu. (eh_

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya