- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Anggota Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat, Ali Mascan Musa, menilai penerapan sistem pemindai sidik jari atau finger print untuk mengatasi perilaku sebagian angggota dewan yang sering membolos tak efektif.
Sebab, kata dia, absensi dengan menggunakan finger print itu diserahkan kepada Kesekjenan DPR, yang kemudian menjadi dokumentasi BK. "Tapi mereka tidak takut sama BK yang ditakuti Dewan Pimpinan Pusat, dan fraksi tangan panjang DPP," kata Ali di Gedung DPR, Senin 23 September 2013.
Karena penerapan sistem absensi dengan pemindai sidik jari ini tak optimal, kata Ali, maka pimpinan fraksinyalah yang harus menertibkan anggotanya.
Sebelumnya, pemasangan finger print iniĀ diharapkan dapat meningkatkan kehadiran anggota dewan pada rapat-rapat DPR, dan menekan angka ketidakhadiran mereka. Tapi pada kenyataannya sistem ini juga tak efektif. (adi)