PKS: Kami Diserang Bertubi-tubi

Transkrip pembicaraan telepon Luthfi Hasan Ishaaq dengan Ahmad Fathanah
Sumber :
  • VIVAnews/ Erick Tanjung

VIVAnews - Kasus korupsi yang menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq bersama orang terdekatnya, Ahmad Fathanah berbuntut panjang. Juru bicara PKS Mardani Ali Sera mengaku, partainya sedang diserang bertubi-tubi.

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM

Ketua Bidang Humas PKS itu mengaku, dana yang mengalir ke kas partai, 80 persen berasal dari kader. Sisanya, sumbangan yang dicatat dengan rapi. "Jelas siapa pemberinya," kata Mardani kepada VIVAnews, Senin 20 Mei 2013.

Pernyataan itu membantah pernyataan pengusaha Yudi Setiawan  soal PKS mencariuntuk Pemilu 2014. "Enggak betul itu," tegas Mardani. 

Respons Surya Paloh Soal Waketum Nasdem Sambangi Rumah Prabowo Subianto Malam Ini

Mardani juga menegaskan, pihaknya sama sekali tak mengenal Yudi Setiawan, tersangka pembobol Bank Jabar Banten yang disebut-sebut turut ambil andil dalam pencapaian dana Rp 2 Triliun untuk PKS untuk bekal kampanye Pilpres 2014.
    
"Silakan dibuktikan saja, siapapun kan bisa ngomong apapun."
     
Terkait masalah yang kini menimpa partainya itu, Mardani menilai ini adalah serangan bertubi-tubi yang dilakukan secara teratur dan terarah.
      
"PKS secara umum mencermati ini ada serangan bertubi-tubi yang mengarah. Ya kami cermati saja dulu. Biar publik yang menilai."

Kasus yang menyeret PKS ini bermula operasi tangkap tangan terhadap Ahmad Fathanah, 29 Januari lalu. Dalam operasi itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita juga uang Rp1 miliar.

Uang ini diduga bagian dari Rp40 miliar yang sedianya diserahkan ke Luthfi Hasan Ishaaq. Dari kasus ini, KPK mengembangkan kasus ke arah tindak pidana pencucian uang.

Terungkap! Ini Identitas Selebgram Terjerat Kasus Narkoba di Jaksel, Salah Satunya Chandrika Chika

Dalam kasus ini, KPK sudah sejumlah petinggi teras PKS, termasuk Ketua Majelis Syura Hilmi Aminuddin dan Ketua Umum Anis Matta. (sj)

Ilustrasi sidang kode etik anggota polisi

5 Polisi di Kolaka Ditangkap karena Keroyok Warga hingga Babak Belur, Kapolres Minta Maaf

Di lokasi kejadian, 5 polisi tersebut berlagak preman dengan menodong senpi ke korban lalu menghajar secara membabi buta.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024