Masuk DCS, Wakil Ketua DPRD Tersandung Asusila Punya Peran Penting
Selasa, 23 April 2013 - 13:40 WIB
Sumber :
- Antara/ Fajar Ambya
VIVAnews
- Mantan Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Bantul, Suhidi, yang tersangkut kasus asusila dicalonkan sebagai Bacaleg DPRD DIY untuk daerah pemilihan 6 nomor urut 1. Namun, pencalonan Suhidi dikhawatirkan akan memperburuk citra partai pemenang pemilu 2009 itu.
Namun demikian, anggapan itu dibantah Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bantul DIY, Nur Rachmad. Menurutnya, dugaan tindakan pencabulan adalah kabar burung dan tidak berdasarkan fakta.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Namun demikian, anggapan itu dibantah Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bantul DIY, Nur Rachmad. Menurutnya, dugaan tindakan pencabulan adalah kabar burung dan tidak berdasarkan fakta.
"Suhidi menjadi korban pemberitaan yang tidak berimbang. Di sisi lain masyarakat saat ini sudah dewasa dan tidak mudah terbawa isu," katanya.
Posisi Suhidi sebagai Sekretaris DPC Partai Demokrat memang memiliki peranan penting sebagai penentu DCS. "Tanpa tanda tangan Suhidi, partai tak bisa mendaftarkan bacalegnya ke KPUD. Inikan seperti buah simala kama," katanya.
Lebih lanjut Nur Rachmad menyatakan, posisi Suhidi saat ini masih menjadi anggota DPRD Bantul meski tidak lagi menjabat Wakil Ketua II. Dan yang bersangkutan juga masih aktif sebagai anggota Partai Demokrat.
"Dia masih berhak maju menjadi caleg dari Partai Demokrat," katanya lagi.
Seperti diketahui, Suhidi mendapatkan nomor urut satu untuk daerah pemilihan Bantul VI yang meliputi Kecamatan Sedayu dan Kecamatan Kasihan.
Soal kasus asusila ini, Suhidi ketika dihubungi melalui telepon selulernya, 29 Agustus 2012 lalu, menganggap kasus ini isu belaka. Ia menduga ada yang ingin menjatuhkan dirinya. "Dalam dunia politik wajar saja isu tersebut dihembuskan untuk menjatuhkan saya," katanya
Sehingga dengan isu pelecehan seksual tersebut tak perlu ditanggapi secara tegang. "Saya santai aja menanggapinya," ujar dia. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Suhidi menjadi korban pemberitaan yang tidak berimbang. Di sisi lain masyarakat saat ini sudah dewasa dan tidak mudah terbawa isu," katanya.
