Tri Dianto: KLB Demokrat Itu Dagelan

Spanduk Sengkuni milik Tri Dianto Demokrat
Sumber :
  • VIVAnews/Bobby Andalan
VIVAnews - Kandidat Ketua Umum Partai Demokrat, Tri Dianto, menyebut Kongres Luar Biasa (KLB) yang menetapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum berlangsung tak demokratis.
Menginspirasi Generasi Baru, Fashion Crafty Jakarta Hadirkan Kolaborasi Fashion Photos Project 5

"Saya kira KLB kemarin tidak demokratis, karena saya dihalang-halangi memasuki arena KLB. Padahal pendukung saya banyak dan mereka kecewa, saya dihalangi. Pendukung saya di tekan," kata Tri Dianto kepada VIVAnews, Senin 1 April 2013.
Kubu 03 Bantah Pemilu Ulang Hambat Pelantikan Presiden Terpilih: Alasan Mengada-ada

Tak hanya dirinya, Tri Dianto menyebut Marzuki Alie dan Saan Mustofa yang disebut-sebut menguat sebagai Ketua Umum juga mengalami hal serupa. "Mereka berdua akhirnya mundur dan saya terus maju ke KLB, tapi dihalangi. Bahkan, saya sampai disandera di ruang di luar hotel. Ini sungguh KLB penuh rekayasa dan sudah di-setting sedemikian rupa." tuding dia.
Profil Sandra Dewi, Artis Cantik yang Suaminya Terjerat Kasus Korupsi

Mantan Ketua DPC Demokrat Cilacap tersebut mengkritisi proses aklamasi SBY menjadi Ketua Umum. Seolah-olah SBY tidak menginginkan jabatan itu sehingga harus didapuk dan didaulat. Pendaulatan itu pun didramatisir dengan lobi dan SBY minta syarat.

"Saya kira ini bukan KLB, tapi dagelan. SBY seakan tidak mau jadi Ketua Umum, padahal dia memang mau dan mengatur seperti ini." 

Tak berhenti di situ, Tri Dianto menuding lontaran SBY soal kudeta sesungguhnya terjadi pada KLB kemarin, bukan tanggal 25 Maret 2013. "SBY ingin mengambil-alih Ketua Umum dari Anas. Ingat kudeta yang perrnah dilontarkan SBY tanggal 25 Maret kemarin. Itu hanya isu murahan. Dan, kudeta itu sebetulnya tanggal 30 Maret kemarin, di mana SBY secara aklamasi ditetapkan jadi Ketua Umum," katanya.

Menurut dia, penetapan SBY sebagai Ketua Umum berkaitan erat dengan penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Juga bertalian dengan bocornya sprindik tersangka mantan Ketua Umum PB HMI itu. 

"Kudeta yang santun dengan memakai tangan KPK. Dan, KPK harus jujur berani siapa yang membocorkan sprindik, kepada siapa dibocorkan, karena saya yakin ini ada hubungannya dengan KLB kemarin," imbuhnya.

Menurutnya, SBY tidak konsinten dengan kata-katanya sendiri. "Dia bilang menteri-menteri disuruh konsentrasi kerja, kok Syarief Hasan [Menteri Koperasi dan UKM] malah diangkat jadi Ketua Harian. Kenapa tidak cari yang lain," kata loyalis Anas Urbaningrum ini.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya