Sumber :
- Antara/ Ismar Patrizki
VIVAnews - Satu lagi partai yang mengaku tak percaya dengan hasil survei yang dilansir oleh sejumlah lembaga jelang Pemilu 2014. Kali ini Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tak menghiraukan hasil survei tersebut, termasuk survei yang dirilis kemarin, Minggu 17 Maret 2013.
Baca Juga :
Sindir Heru Budi, Ketua DPRD: Siapapun Pj Gubernurnya Kalau Gak Radikal Ya Jakarta Tetap Banjir
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Lukman Hakim Syarifudin menilai setiap lembaga survei pasti dilatarbelakangi motif tertentu. Sehingga, PPP memilih lebih baik fokus turun ke daerah-daerah.
"Salah satu keanehan (dalam hasil survei), nama yang muncul di rangking pertama selalu berubah-ubah dalam waktu yang tak lama," kata Lukman di Gedung DPR, Senin 18 Maret 2013.
Sementara, untuk kandidat calon presiden, Lukman mengatakan masih terus memantau tokoh-tokoh yang layak diusung. "Kami memang belum menyebut nama. Kalau PPP jelas belum mengusung capres dari dalam dan dari luar," ujar dia.
LSI Network merilis tingkat elektabilitas 10 partai politik peserta Pemilu 2014 secara berurutan, Partai Golkar 22,2 persen, PDIP 18,8 persen, Partai Demokrat 11,7 persen, Partai Gerindra 7,3 persen, Partai Nasdem 4,5 persen, PKB 4,5 persen, PPP 4,0 persen, PAN 4,0 persen, PKS 3,7 persen, dan Hanura 2,6 persen.
Sementara, hasil survei lembaga serupa untuk , Wiranto berada di posisi empat namun tingkat elektabilitasnya cukup rendah. Secara berurutan: 20,7 persen, Aburizal Bakrie 20,3 persen, Prabowo Subianto 19,2 persen, dan Wiranto 8,2 persen.
Survei LSI Network digelar 1-8 Maret 2013 dan dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dengan mengambil 1.200 responden menggunakan metode multistage random sampling. Estimasi kesalahan penyamplingan (margin of error) dalam survei itu sebesar 2,9 persen. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
LSI Network merilis tingkat elektabilitas 10 partai politik peserta Pemilu 2014 secara berurutan, Partai Golkar 22,2 persen, PDIP 18,8 persen, Partai Demokrat 11,7 persen, Partai Gerindra 7,3 persen, Partai Nasdem 4,5 persen, PKB 4,5 persen, PPP 4,0 persen, PAN 4,0 persen, PKS 3,7 persen, dan Hanura 2,6 persen.
