- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Ketua DPR Marzuki Alie menilai perlu adanya sosialisasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Kementerian Agama bahwa Syiah itu tidak sesat. Sosialisasi tersebut diperlukan agar kerusuhan di Sampang, Madura, Jawa Timur tidak terulang.
Marzuki pun mendesak agar pelaku kekerasan dalam kerusuhan itu ditindak tegas. "Penegak hukum harus bertindak cepat, lugas dan tepat sesuai aturan hukum yang berlaku di Indonesia," kata Marzuki, Senin 27 Agustus 2012.
Di sisi lain, Marzuki juga mengatakan, semakin sedikit tokoh-tokoh agama yang berwibawa seperti masa lalu, karena politik. "Tokoh agama sering terseret ke ranah politik karena memang diseret-seret oleh berbagai kepentingan politik," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari mengatakan penyerangan terhadap kelompok minoritas yang terus-menerus berulang dan berkepanjangan, dengan sasaran yang terus silih berganti, sangat berbahaya.
"Jangan-jangan nanti akan berlanjut kepada kelompok berikutnya lagi yang minoritas di suatu daerah, ini sungguh tidak lagi bisa ditoleransi."
Peristiwa di Sampang bukan lagi persoalan kecemburuan sosial ekonomi, melainkan sudah mengarah pada berkembangnya budaya intoleransi dan kekerasan terhadap kelompok yang minoritas di suatu kawasan.
Oleh karena itu, ia mendesak agar pelaku kekerasan diproses hukum. "Ini urusan hukum, urusan pidana kekerasan, di mana pelaku kekerasan harus diproses secara hukum, bukan urusan agama karena sejak lama agama dianggap urusan privat."
Rombongan kelompok Syiah di Sampang, Madura diserang ratusan warga, Minggu 26 Agustus lalu. Akibatnya, satu warga Syiah meninggal, sementara Kapolsek Omben, AKP Aris Dwi, kritis akibat luka di kepala. Selain itu, puluhan rumah pun dibakar. (umi)
Mazda Hadirkan 2 Mobil Keren di Auto China 2024
Changan Mazda Automobile Corporation Ltd yang merupakan perusahaan patungan antara Mazda Motor Corporation dan Chongqing Changan Automobile, meramaikan pameran Auto China
