DPR: Tank Pindad Lebih Bagus dari Leopard

Tank Leopard 2A6 buatan Jerman
Sumber :
  • http://military-weapon.blogspot.com

VIVAnews -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin, menyatakan tank Leopard buatan Jerman tidak cocok digunakan di Indonesia.

"Tank Leopard ini di Indonesia tidak mungkin, dilihat secara geografis dan karakter medan, sulit di Indonesia mengunakan tank itu," ujar Tubagus di DPR RI, Jakarta, Kamis 12 Januari 2012.

Menurut Tubagus, memang tank Leopard merupakan jenis persenjataan darat yang didukung teknologi canggih, jarak tembak sampai 6km (tank pada umumnya hanya sampai 4km), namun tidak tepat jika digunakan sebagai alat perang di Indonesia. "Tank Leopard cocoknya memang untuk padang luas, di gurun. Kalau di sini, mau dipakai untuk apa dan di mana?" kata Tubagus.

Namun, Tubagus menegaskan, Komisi I DPR tidak melarang keinginan pemerintah memodernisasi perlengkapan alutsista. Hanya saja, menurutnya alutsista tersebut sebaiknya yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

"Kami di Komisi I setuju jika pemerintah mau beli perlengkapan canggih untuk alutsista, tapi  seharusnya yang cocok," kata Tubagus.

Hingga saat ini, lanjut Tubagus, pemerintah belum pernah menyinggung rencana pembelian tank Leopard tersebut. Komisi I baru mendengar kabar pemerintah berniat membeli tank Leopard bekas milik Belanda dari pemberitaan di media.

"Kami belum pernah diajak bicara khusus oleh pemerintah bahwa akan membeli tank Leopard. Kami baru banyak mendengarnya  pers," kata Tubagus.

Menurut Tubagus, pemerintah mestinya konskuen dengan rencana awal untuk memperkuat alutsista. "Presiden pernah instruksi tahun 2008 ke Pindad untuk melakukan riset dan membuat prototipe tank tipe medium 23 ton, sekarang itu sudah jadi dan bisa digunakan. Tank tipe medium bikinan Pindad itu lebih cocok. Kenapa tidak dikembangkan saja produk anak bangsa, murah, dan cocok itu," kata Tubagus.

Soal rencana pembelian tank Leopard mencuat pasca pemberitaan, Parlemen Tweede Kamer telah menolak permintaan Kementerian Pertahanan Belanda untuk menjual tank Leopard ke Indonesia. Dalam mosi penolakan parlemen, mereka mengatakan tidak ingin terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang kerap terjadi di Indonesia.

Seperti diberitakan Radio Nederland Siaran Indonesia, Rabu 14 Desember 2011, mosi penolakan awalnya diajukan oleh Partai Kiri Hijau (Groenlinks). Dari seluruh anggota parlemen, hanya dua partai yang menentang penolakan, yaitu partai CDA (Kristen Demokrat) dan VVD (Liberal Konservatif).

Saham Berdividen, Pilihan Terbaik untuk Investor Konservatif
Ilustrasi Gedung KPK.

KPK Ungkap Masih Ada 6 Menteri dan 3 Wakil Menteri Jokowi Belum Lapor LHKPN

KPK mengingatkan tingaal tiga hari lagi tenggat waktu bagi pejabat negara, termasuk menteri untuk melaporkan LHKPN.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024