Molotov Tempo-Penganiayaan Aktivis Berkaitan

Aktivis ICW, Tama Satrya Langkun menjalani perawatan
Sumber :
  • VIVAnews/Aries Setiawan

VIVAnews - Pelemparan bom molotov ke kantor redaksi Majalah Tempo dan penganiayaan peneliti ICW, Tama S. Langkun, diduga saling terkait. Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menilai dua peritiwa itu terjadi akibat lambannya pengungkapan rekening mencurigakan milik sejumlah jenderal Polri.

"Efek berlarutnya penanganan ini, timbul masalah bom molotov di Tempo dan penganiayaan Tama," kata Bambang, saat melaporkan rekening perwira tinggi Polri ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat 9 Juli 2010.

Dia mengritik tidak ada keseriusan dari penegak hukum untuk mengungkap kasus yang merusak institusi Polri ini. Ia mendesak supaya rekening gendut yang bernilai miliaran itu harus segera diungkap. "Kalau tidak nanti malah timbul masalah baru seperti itu lagi," katanya.

Dengan kewenangannya yang besar, KPK diminta untuk menuntaskan kasus ini. Institusi Polri dinilai tak dapat mengungkap kasus rekening gendut milik anggotanya sendiri. "Data dari PPATK semestinya ini cukup bagi KPK untuk segera mengusut." ucapnya.

Tama terluka parah setelah dianiaya beberapa pria tegap ketika melintas Kawasan Duren Tiga, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis 8 Juli sekitar pukul 04.00 WIB.

Penganiayaan Tama hanya berselang dua hari setelah kantor Majalah Tempo di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat dilempari bom molotov. Sebelumnya, Majalah Tempo menurunkan laporan utama tentang kasus rekening mencurigakan milik sejumlah perwira tinggi Polri. (kd)

Yusril Sebut Gugatan 03 Buat Adegium 'Vox Populi Vox Dei' Kehilangan Makna
Presiden Joko Widodo.

Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mau berkomentar namanya disebut-sebut dalam sidang gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024