Skandal Bank Century

Menkeu Akui Pernyataan di Wall Street Journal

VIVAnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak membantah pernyataannya di Wall Street Journal yang menyatakan bahwa pengusaha Aburizal Bakrie tidak suka terhadap dirinya.

"Saya tidak membantahnya," ujar Menkeu saat dicegat wartawan di kantornya di Departemen Keuangan, Jakarta, Jumat, 11 Desember 2009.

Menkeu yang memakai baju batik coklat dengan muka kusut tampak serius memperhatikan dan menjawab pertanyaan wartawan soal ini. Ini berbeda dengan jawaban sehari sebelumnya saat ditanya pertanyaan serupa terkait berita Wall Street. Kemarin, Menkeu selalu menjawab dengan senyum.

Berikut ini petikan pendek tanya jawab wartawan dengan Menkeu:

Pers: Berita di Wall Street Journal benar tidak?
Sri Mulyani: Saya tidak membantahnya.

Berita itu menyebutkan Aburizal tidak senang dengan anda?
Saya sebagai Menkeu, hanya menjalankan UU saja. Kalau soal tidak suka, tanya saja ke beliau.

Bagaimana dengan soal dosa yang disebut di Wall Street?
Soal dosa itu urusan sama Tuhan.

Bumi Resources Masuk 7 Perusahaan Wajib Pajak Terbaik versi DJP Kemenkeu

Pernyataan Sri Mulyani dinilai Fraksi Partai Golkar tidak proporsional dan patut diduga sebagai upaya untuk melakukan personalisasi kasus dana talangan (bailout) Bank Century sebesar Rp. 6,7 triliun.

"Pernyataan Sri Mulyani tersebut sangat tidak proporsional," kata Ade Komarudin. "Pernyataan itu menunjukkan Menkeu panik dalam menghadapi Pansus Bank Century dan KPK." kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin melalui Siaran Pers, Kamis 10 Desember.

Di Wall Street Journal edisi 10 Desember 2009, ditulis mengenai seputar pernyataannya yang menyebut dirinya tidak akur dengan Aburizal Bakrie. Sri menyatakan kepada Wall Street Journal, Panitia Khusus Angket adalah kreasi lawan-lawan politiknya. Salah satu yang disebut Menteri Keuangan itu adalah Aburizal Bakrie, yang disebutnya tak senang dengannya.

Pernyataan Sri Mulyani yang dimuat Wall Street membuat heboh semua orang. Tidak hanya kalangan pengusaha, kalangan politisi dan pengamat pun mulai berkomentar.

"Pernyataan itu bisa berbuntut panjang," ujar Burhan. "Statemen itu politically incorrect dan bak menyiram api dengan bensin, apalagi dengan menyebut motivasi politik dan dendam Aburizal," ujar peneliti senior Lembaga Survei Indonesia dalam pernyataan tertulis ke VIVAnews, Kamis 10 Desember 2009.

heri.susanto@vivanews.com

Dukcapil Jakarta Sebut 8,3 Juta Warga Akan Ganti KTP Saat DKI Berubah Jadi DKJ
TikToker Galih Loss

Pengakuan TikToker Galih Loss Soal Video Diduga Menistakan Agama: Saya Menyesali Semua

Galih Loss menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh umat muslim atas konten yang dibuatnya.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024