VIVAnews - Seretnya likuiditas di pasar membuat bank-bank berlomba menaikkan suku bunga deposito untuk menggaet nasabah. Namun Bank Indonesia dan pemerintah meminta agar bank segera menyudahi perang itu.
Suku bunga deposito mulai terkerek naik setelah Bank Indonesia untuk kelima kalinya menaikkan bunga acuan (BI rate) menjadi 9,25 persen. Untuk menahan dana pihak ketiga, sejumlah bank menawarkan suku bunga deposito hingga 12 persen, melebihi bunga Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan SUN yang berbunga hingga 11,9 persen.
Otoritas moneter, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono, sebenarnya telah menyediakan fasilitas untuk perbankan yang membutuhkan likuiditas yakni melalui Operasi Pasar Terbuka, termasuk melalui pembelian surat berharga.
Bank Indonesia juga melakukan penyempurnaan berbagai aturan tentang pembiayaan fasilitas repo sehingga mempermudah perbankan mendapatkan likuiditas tambahan dari bank sentral. Untuk itu, Bank Indonesia dan pemerintah mengimbau agar perbankan dan pelaku pasar tetap tidak, tidak panik. "Dan tidak terpancing melakukan perang harga atau suku bunga," kata Hartadi di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Senin 15 September 2008.
Direktur Bank Mandiri Agus Martowardojo mengakui kenaikan suku bunga disebabkan persaingan tinggi antarbank dan adanya produk-produk di pasar modal seperti ORI, reksadana, surat utang negara dan sukuk yang menawarkan bunga hingga 11,9 persen. Dengan bunga sebesar itu, kata Agus, "Tentu saja bank tidak bisa menawarkan bunga sembilan persen."
Namun Bank Mandiri tidak menetapkan bunga mahal untuk seluruh dana pihak ketiga yang disimpan di bank plat merah itu. Dari Rp 235 triliun dana pihak ketiga, hanya Rp 1,8 triliun saja yang mendapatkan bunga 12 persen. "Jadi sebenarnya selebihnya tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Hartadi menambahkan Bank Indonesia sebetulnya khawatir perang suku bunga ini pada gilirannya hanya akan merugikan industri itu sendiri. Karenanya bank sentral merasa perlu mengingatkan agar perbankan nasional tetap mengelola likuiditas secara berhati-hati.
Pemerintah bersama Bank Indonesia akan tetap memonitor perkembangan bank dari waktu ke waktu dan berkoordinasi mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk meminimalkan kerugian yang dialami industri keuangan maupun perekonomian nasional. "Sebab kita lihat ini masih global adjusment, karena kekuatan dolar tidak bisa kita lawan," katanya.
VIVA.co.id
20 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Mobil Listrik China Ini Siap Produksi di RI, Pabriknya Numpang atau Bikin Sendiri?
100KPJ
sekitar 1 jam lalu
GAC Aion merupakan merek mobil listrik pendatang baru yang resmi menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air, dan berjanji akan produksi lokal, lalu di mana pabriknya?
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Me Time by Kata Dokter: 5 Fakta dan Mitos Tentang Kecantikan yang Sering Disalahpahami
IntipSeleb
10 jam lalu
Banyak anggapan keliru soal kulit wajah yang beredar di masyarakat. Maka dari itu, yuk kita simak penjelasan fakta dan mitos tentang kecantikan yang sering disalahpahami
Dalam kancah musik dangdut koplo Indonesia, nama penyanyi dangdut muda, Happy Asmara semakin meroket dengan lagu-lagu yang penuh emosi dan memiliki makna mendalam.
Selengkapnya
Isu Terkini